apa pengertian ekosistem kreatif

Pada 2014, UNESCO Creative Cities Network (UCCN) telah menawarkan kesempatan bagi berbagai kota untuk bergabung dalam jaringan kota kreatif dunia. Indonesia pun tidak ingin ketinggalan, kita mengirimkan daftar lima kota untuk mengikuti seleksi masuk program tersebut. Kota-kota yang mendaftar adalah Yogyakarta, Bandung, Solo, Denpasar, dan Pekalongan. Dan saat ini, dua kota yaitu Bandung dan Pekalongan sudah menjadi bagian dari UCCN. 

Dengan adanya latar belakang tersebut, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggagas terbentuknya Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) berskala nasional. Dan pada 22-25 Oktober ini, Bekraf akan mengadakan perhelatan tersebut untuk pertama kalinya di kota Solo. Pemilihan Solo sebagai lokasi ICCC  sebab ide untuk merintis jejaring kota kreatif Indonesia pertama kali didiskusikan dalam lokakarya ekonomi kreatif di kota Solo  pada 24 September 2014 yang lalu. 

ICCC bertujuan menciptakan jaringan kota dan kabupaten di Indonesia untuk saling berbagi pengalaman, ide, dan praktik terbaik pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya. Kerjasama industri kreatif antar kota dan kabupaten di seluruh pelosok Indonesia pasti bisa membuka potensi kreatif di setiap daerah.

Pada ICCC pertama ini, konferensi digelar di Ballroom Bank Indonesia. Selain konferensi, ICCC juga menggelar beberapa acara, seperti creative city market place di Benteng Vastenburg, performance art di halaman Pasar Gede Hardjonagoro, pesta kreatif “Solopolah Rakyat Bungah” di Jalan Slamet Riyadi pada 25 Oktober 2015. Masih ada juga acara creative awarding, deklarasi Indonesia Creative Cities Network di Area Tugu Pamandengan, dan jelajah kota.

Bekraf menginginkan ICCC pertama ini bisa menjadi pondasi untuk program-program jaringan kota kreatif selanjutnya. ICCC  akan mewujudkan suatu konsep dan kriteria sebuah kota kreatif yang lebih jelas, sehingga setiap kota bisa mempunyai panduan dan pegangan untuk mewujudkan dirinya menjadi kota kreatif.